
65% perusahaan di Asia Pasifik akan menerapkan cloud communication API yang didukung AI pada 20261
KUALA LUMPUR, Malaysia, 16 Mei, 2025 /PRNewswire/ — Penyedia global cloud communications platform, Infobip, menerbitkan laporan terbaru, “Hyper-Personalization: Intelligent Customer Engagement for Business Growth”, yang memuat riset dari analis terkemuka IDC. Laporan ini mengeksplorasi hubungan intrinsik antara hyper-personalization dan CPaaS (communications-platform-as-a-service), di mana pemanfaatan data secara real-time membantu meningkatkan pengalaman pelanggan (customer journey).
Berbagai perusahaan di Asia Pasifik telah memanfaatkan solusi CPaaS untuk mengolah data pelanggan secara real-time guna mendapatkan insight dan strategi yang lebih tepat sasaran dari interaksi pelanggan . Namun, perusahaan-perusahaan ini masih belum memanfaatkan solusi CPaaS secara efektif. Menurut riset Infobip, 83% Generasi Z saat ini melihat brand sebagai bagian dari hubungan personal mereka.. Maka, hyper-personalization kini menjadi prioritas utama bagi banyak perusahaan di Asia Pasifik, seperti di India, Singapura, Australia, Korea Selatan, Malaysia, dan China3, terutama untuk sejumlah perusahaan yang ingin membangun kedekatan lebih kuat dengan pelanggan mereka.
Mempelajari DNA dari “Hyper-Personalization”
Hyper-personalization berbeda dari pendekatan personalisasi tradisional, seperti sekadar menggunakan nama pelanggan ketika berinteraksi atau mengirimkan ucapan selamat ulang tahun kepada pelanggan. Kesuksesan hyper-personalization bergantung pada beberapa faktor, seperti analisis data untuk mempelajari interaksi dan preferensi pelanggan, omnichannel engagement yang mempermudah hubungan pelanggan lewat saluran-saluran yang digemarinya, serta sistem pengambilan keputusan yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi dan meningkatkan pengalaman pelanggan dengan akurat.
Setelah menerapkan hyper-personalization, banyak perusahaan memperoleh manfaat nyata, seperti jumlah pelanggan yang kembali membeli produk (repeat order) terus bertambah, serta nilai belanja pelanggan yang lebih tinggi (lifetime spend). Dalam risetnya, IDC mengungkap, 41% perusahaan di Asia Pasifik kini mematok kepuasan pelanggan (customer satisfaction/CSAT) dan tingkat retensi pelanggan sebagai tolok ukur utama ketika menjalankan program hyper-personalization4. CSAT menjadi tolok ukur utama bagi sejumlah perusahaan di Malaysia (63%), Filipina (63%), Korea Selatan (44%), Hong Kong (43%), dan Jepang (54%), sedangkan tingkat retensi pelanggan lebih diprioritaskan perusahaan-perusahaan di Singapura (46%) dan China (41%).
Tren Hyper-Personal Semakin Kuat di Asia Pasifik
Meski memiliki banyak keunggulan, hanya 20% perusahaan di Asia Pasifik yang menerapkan hyper-personalization karena masih menemui sejumlah kendala, seperti kekhawatiran terhadap privasi data dan cara menyeimbangkan otomatisasi dengan unsur sentuhan manusia5. Hal ini tercantum dalam survei IDC pada 2024. Apalagi, chatbot AI masih belum mampu melakukan interaksi kompleks. Namun, kondisi tersebut kini mulai membaik setelah semakin banyak perusahaan memadukan solusi CPaaS dengan ekosistem terpadu berbasis data, misalnya CDP (customer data platform). Perpaduan CPaaS dan CDP membantu mengelola data yang tersebar di beragam saluran. Dalam survei yang sama, IDC menemukan, 32% perusahaan di Asia Pasifik telah memakai CDP.
“Dengan kombinasi CDP dan CPaaS, kami membantu berbagai brand membangun ekosistem terpadu berbasis data yang mampu menjawab tantangan utama, serta mewujudkan interaksi pelanggan yang lebih pintar. Dalam menghadapi kompetisi ketat, pelaku bisnis yang berinvestasi pada pendekatan terintegrasi ini tidak hanya mampu bertahan–namun juga, memimpin pasar,” ujar Velid Begovic, VP Revenue, Infobip.
Kalangan perusahaan dengan pertumbuhan belanja CDP terbesar pada 2024-2028, seperti diprediksi IDC, berasal dari India (36%), China (28%), dan Indonesia (27%), disusul Thailand (26%), Korea Selatan (24%), Singapura (24%), Malaysia (23%), Filipina (23%), dan Hong Kong (21%).1
Menurut proyeksi IDC pada 2026, 65% perusahaan di Asia Pasifik akan menerapkan cloud communication API yang didukung AI guna mempermudah interaksi karyawan dan pelanggan2. Proyeksi ini pun semakin mendorong tren program hyper-personalized marketing di wilayah tersebut.
“Setelah solusi CPaaS semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan di Asia Pasifik ikut meningkatkan anggaran investasi CDP, sebab perusahaan-perusahaan ini menyadari transformasi yang dihadirkan CPaaS dan CDP: CPD menjadi basis teknologi pintar, sedangkan CPaaS mewujudkan pengalaman pelanggan yang lebih baik,” jelas Nikhil Batra, Senior Research Director, IDC Asia-Pacific.
Program pemasaran hyper-personalization sangat bermanfaat bagi industri-industri yang memprioritaskan hubungan pelanggan. Salah satunya, zingala, penyedia solusi pembiayaan konsumen dan cicilan asal Taiwan. Setelah berkolaborasi dengan Infobip, zingala menerapkan platform conversational experience yang terintegrasi dengan CDP untuk mewujudkan end-to-end conversational experience dengan opsi-opsi hyper-personalization. Hasilnya, SMS click-through rate meningkat 53%, sedangkan push notification open rate meningkat 19%.
Laporan selengkapnya tentang peran dari solusi CPaaS Infobip dan strategi hyper-personalization untuk meningkatkan interaksi pelanggan dan pendapatan tersedia lewat tautan berikut: https://bit.ly/44buqY0.
Tentang Infobip
Infobip adalah penyediai global cloud communications platform yang membantu berbagai pelaku bisnis mewujudkan pengalaman terkoneksi dalam setiap tahap perjalanan pelanggan. Dapat diakses pada satu platform, solusi omnichannel Infobip mengelola interaksi pelanggan, identitas pelanggan, serta layanan pelanggan. Berkat solusi Infobip, pelaku dan mitra bisnis mampu mengatasi kompleksitas ketika berkomunikasi dengan konsumen sehingga mendorong pertumbuhan bisnis dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Infobip menawarkan teknologi yang dikembangkan secara independen, sanggup menjangkau lebih dari tujuh miliar perangkat seluler dan IoT di enam benua, melalui lebih dari 9.700 jalur koneksi global—termasuk 800+ koneksi langsung ke operator seluler. Infobip berdiri pada 2006, serta dipimpin oleh para pendirinya, CEO Silvio Kutić, Roberto Kutić, dan Izabel Jelenić.
1 IDC FutureScape: Worldwide Enterprise Connectivity 2025 Predictions – APeJ Implications |
2 Infobip’s Generational Messaging Trends: How Each Generation Stays in Touch |
3 IDC Asia/Pacific Collaboration and CPaaS Survey, 2024, n = 500 |
4 IDC Future Of Customer Experience Survey, 2024, n = 602 |
5 IDC Future Of Customer Experience Survey, 2024 |
1 IDC Worldwide Customer Data Platform Applications Software Forecast, 2024–28 |
2 IDC FutureScape: Worldwide Enterprise Connectivity 2025 Predictions – APeJ Implications |